Identitas Istimewa dalam Tari Klasik Gaya Yogyakarta

Riuh rendah masyarakat memenuhi bagian luar maupun dalam Pura Paku Alaman Yogyakarta. Biasanya, kerumunan orang hanya berpusat di luar atau bagian Pamedan Pura Pakualaman yang pada malam hari dipenuhi warung lesehan. Cukup dengan segelas kopi atau jahe panas, di sana orang-orang bisa bertahan ngobrol berjam-jam lamanya. Minum, ngobrol dan makan nasi kucing. Ketiganya adalah perpaduan…… Continue reading Identitas Istimewa dalam Tari Klasik Gaya Yogyakarta

Matah Ati, Semangat Cinta dan Perjuangan

  Beberapa orang dengan kostum prajurit memasuki lokasi pertunjukan. Duduk membelakangi penonton menghadap ujung belakang panggung yang mulai terbuka sedikit demi sedikit. Tokoh utama dengan pakaian layaknya satria Jawa muncul ke permukaan. Datang mendekati para prajurit, bersamanya ada enam penasehat dan seorang perempuan tua. Dia adalah Raden Mas Said, cucu dari Raja Jawa-Amangkurat IV yang…… Continue reading Matah Ati, Semangat Cinta dan Perjuangan

Tari Klasik Keraton Surakarta: Suguhan Ala Bangsawan

Gending pembuka sudah dimainkan. Tidak hanya suara gamelan yang terdiri dari gong, saron, bonang, kethuk, kenong dan kendang, tetapi juga sesekali terdengar suara beduk dan snare drum yang menimbulkan irama baris berbaris dalam tempo lambat. Dari sudut Siti Hinggil, empat orang penari kraton melangkah pelan-pelan menuju arena pertunjukan. Bau wangi dupa dan asap kemenyan berhembus…… Continue reading Tari Klasik Keraton Surakarta: Suguhan Ala Bangsawan